Hati-hati Mendengkur Bisa Memicu Penyakit
Mendengkur saat tidur mungkin hal yang biasa. Tapi, sebaiknya jangan pernah dibiarkan kebiasaan tersebut. Sebab, mendengkur bisa saja dikarenakan faktor penyebab kegemukan. Hal itu berkaitan dengan sistem metabolisme tubuh, ujar dr. Andreas Prasadja, RPSGT.
Meski begitu, Andreas mengingatkan bahwa yang bisa menyebabkan
kegemukan itu bukan mendengkur biasa. Melainkan mendengkur yang
disebabkan oleh sleep apnea (Obstruktive Sleep Apnea atau OSA).
Mendengkur, merupakan salah satu gejala sleep apnea. Tapi, tidak semua mendengkur itu sleep apnea atau henti napas saat tidur. Episode henti napas pada sleep apnea terjadi akibat penyempitan jalan napas.
Karena sesaknya, tubuh otomatis akan membangunkan otak, sehingga membuat orang tersebut terbangun, tapi tidak sampai terjaga atau tersadar, tetap tidur dan mengorok lagi.
Untuk penanganannya akan dimulai dengan cara konservatif, yaitu dimulai dengan :
Alat CPAP diperlukan pada mereka yang mengalami obstructive sleep apnea sedang hingga berat dan obstructive sleep apnea ringan, tapi bergejala, yaitu sleep apnea ringan tapi ada gejala mudah mengantuk, cepat lelah, menderita hipertensi, diabetes, atau pascaserangan jantung.
Terapi dilakukan menggunakan masker yang dihubungkan dengan alat tertentu yang meniupkan tekanan. Tekanan itu akan mengganjal saluran napas supaya tetap terbuka selama tidur.
Menurut Andreas, bahaya yang sesungguhnya adalah sleep apnea bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya berbagai macam penyakit, seperti hipertensi, gangguan jantung, diabetes, dan stroke.
Hal itu berkaitan dengan episode bangun singkat yang terjadi sepanjang malam. Setiap kali terbangun, sistem saraf simpatis di otak juga terbangun, kata Andreas.
Meski tidak sampai tersadar, namun aktivitas saraf simpatiknya jadi tinggi, sehingga meningkatkan tensi darah, denyut jantung, dan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu, seperti meningkatnya kadar gula dan kekentalan darah.
Ditambahkan Andreas, masalah sleep apnea banyak dialami orang ras Asia. Sebab, pada ras itu tulang rahangnya lebih kecil dan tulang lehernya lebih pendek, sehingga memengaruhi bentuk saluran napasnya.
Mendengkur, merupakan salah satu gejala sleep apnea. Tapi, tidak semua mendengkur itu sleep apnea atau henti napas saat tidur. Episode henti napas pada sleep apnea terjadi akibat penyempitan jalan napas.
Karena sesaknya, tubuh otomatis akan membangunkan otak, sehingga membuat orang tersebut terbangun, tapi tidak sampai terjaga atau tersadar, tetap tidur dan mengorok lagi.
Untuk penanganannya akan dimulai dengan cara konservatif, yaitu dimulai dengan :
- Menghindari alkohol dan obat-obatan hipnotik. Efek alkohol memang dapat membantu di awal tidur. Tapi, juga dapat melemaskan otot-otot pernapasan, sehingga menyebabkan sleep apnea.
- Tidur miring. Sebab, saat tidur miring, lidah akan terjatuh ke samping, sehingga tidak menghalangi jalan napas.
- Penurunan berat badan, sehingga diharapkan jalan napas tidak terhalang.
Alat CPAP diperlukan pada mereka yang mengalami obstructive sleep apnea sedang hingga berat dan obstructive sleep apnea ringan, tapi bergejala, yaitu sleep apnea ringan tapi ada gejala mudah mengantuk, cepat lelah, menderita hipertensi, diabetes, atau pascaserangan jantung.
Terapi dilakukan menggunakan masker yang dihubungkan dengan alat tertentu yang meniupkan tekanan. Tekanan itu akan mengganjal saluran napas supaya tetap terbuka selama tidur.
Menurut Andreas, bahaya yang sesungguhnya adalah sleep apnea bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya berbagai macam penyakit, seperti hipertensi, gangguan jantung, diabetes, dan stroke.
Hal itu berkaitan dengan episode bangun singkat yang terjadi sepanjang malam. Setiap kali terbangun, sistem saraf simpatis di otak juga terbangun, kata Andreas.
Meski tidak sampai tersadar, namun aktivitas saraf simpatiknya jadi tinggi, sehingga meningkatkan tensi darah, denyut jantung, dan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu, seperti meningkatnya kadar gula dan kekentalan darah.
Ditambahkan Andreas, masalah sleep apnea banyak dialami orang ras Asia. Sebab, pada ras itu tulang rahangnya lebih kecil dan tulang lehernya lebih pendek, sehingga memengaruhi bentuk saluran napasnya.
0 Komentar